Contoh Naskah Terjemahan
XIII
LAW AS DISTINGUISHED
FROM OTHER AGENCIES
OF SOCIAL CONTROL
Section 55. Law and Power
Power in a sociological sense is the ability of an individual or group to carry out its will, even against the resistance of others. Its acquisition or exercise may be due to physical, psychological, or intellectual characteristics of a person. A man may obtain Power merely because he is physically stronger than some of his fellow men, or he may become powerful because he is capable of exercising an irresistible psychological or even hypnotic influence upon other men or crowds. Great intellectual capacities may also, under favorable circumstances, secure to their possessor a position of power within a community or nation. The power of a single individual may be considerably enhanced if he succeeds in gaining the devoted cooperation of a sympathetic group for the execution of his aims, such as a political party, a secret society, or a religious order. If the relations between the leader and the members of such a group are based on the principle of strict submission and obedience to the leader's command, the organization may be described as a "power structure." Such a structure may also arise where a collective leadership group, consisting of men fanatically imbued with determination to achieve certain political or social objectives, is able to impose its domination upon a people.
Hasil Translatan Kami:
XIII
HUKUM SEBAGAI SESUATU YANG BERBEDA
DARI INSTITUSI KONTROL SOSIAL LAINNYA
Bagian 55. Hukum dan Kekuasaan
Kekuasaan dalam sisi sosiologi adalah kemampuan dari seseorang atau kelompok untuk melakukan keinginannya meskipun mendapat halangan dari pihak lain. Kemampuan ini mungkin berdasarkan kondisi fisik, psikologi, atau karakteristik seseorang. Seorang manusia bisa memperoleh kekuasaan hanya karena mungkin dia lebih kuat secara fisik dari beberapa temannya yang lain., atau mungkin saja dia kuat karena dia mampu melakukan pengaruh psikologis yang tidak dapat terelakan atau bahkan pengaruh hipnotis terhadap orang lain atau bahkan orang banyak. Kapasitas intelektual yang besar juga memberikan perasaan aman kepada pemiliknya, sebuah perasaan kuat di dalam sebuah komunitas atau negara. Kekuasaan seseorang secara pribadi bisa dikatakan meningkat jika dia berhasil mendapatkan kerjasama dari kelompok lain untuk melakukan apa yang menjadi tujuannya, seperti partai politik, komunitas rahasia, atau komunitas keagamaan. Jika hubungan antara pemimpin dan anggota dari semacam kelompok diatas adalah berdasarkan prinsip kepatuhan yang kuat pada perintah pimpinan maka organisasi ini bisa kita anggap sebagai sebuah ”struktur kekuasaan”. Struktur semacam ini bisa juga muncul dalam kelompok kepemimpinan perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai rasa fanatisme yang tinggi untuk mencapai tujuan politik atau sosial tertentu dan mereka mampu menerapkan dominasinya tersebut terhadap orang lain.